gelembung

Minggu, 09 Maret 2014

artikel farmakognosi


MENGENAL TANAMAN OBAT KELUARGA  (TOGA)
(FARMAKOGNOSI)
Pengertian TOGA
            
   
 Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya  sebidang tanah baik di halaman rumah,kebun, maupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan  tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi  keperuan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
Pemanfaatan tanaman obat
            Sejak terciptanya manusia dipermukaan bumi, telah diciptakannya pula alam sekitarnya mulai sejak itu pula manusia mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan, kenyataan menunjukan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal ini mrnunjukan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam khusunya tanaman yang telah memperlihatkan perannya dalam penyelanggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah
1.      Demam panas
2.      Batuk
3.      Sakit perut
4.      Gatal-gatal
Jenis-jenis tanaman untuk TOGA
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut.
1.      Jenis tanaman yang disebutkan dalam buku tanaman pemanfaatan obat
2.      Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat di daerah pemukiman
3.      Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya, buah-buahan dan bumbu masak
4.      Jenis tanaman yang hampir punah
5.      Jenis tanaman yang masih liar
6.      Jenis tanaman obat yang masih disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim ditanam di perkarangan rumah atau tumbuh didaerah pemukiman
Fungsi TOGA
Salah satu fungsi toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan yang antara lain.
1.      Upaya preventif (pencegahan)
2.      Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan masyarakat)
3.      Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi antara lain ;
1.      Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya, lobak, seledri, papaya.
2.      Sarana untuk pelestarian alam
3.      Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaan kembali, maka sumber bahan obat alam yang berbentuk pohon-pohon misalnya, pohon asam
4.      Sarana penyebaran gerakan penghijauan
5.      Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
6.      Sarana untuk pemertaan pendapatan.
7.      Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
8.      Sarana keindahan.

Dengan adanya TOGA dan apabila di tata dengan baik maka hal ini dapat menghasilkan keindahan bagi kehidupan masyarakat. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama

Rabu, 05 Maret 2014

tugas agama islam


KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU
a..      FIRMAN ALLAH YANG MENGANJURKAN UNTUK SEMANGAT DALAM MENUNTUT ILMU
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang wajib dimiliki, Karena tidak akan mungkin  seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan dociptakannya manusia oleh allah, tanpa didasari ilmu . dalam agama, ilmu pengetahuan adalah kunci menuju kesalamatan dan kebahagiyaan akhirat selama-lamanya.
1.      Bunyi dan terjemahan ayat
Salah satu ayat yang menunjukan adanya anjuran dari Allah kepada kaum muslim agama tetap semangat untuk belajar Q.S.At Taubah: 122
Yang artinya” tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”(Q.S.At-taubah: 122)
2.      Asbabun Nuzul Ayat
Asbabun Nuzul Ayat adalah sebab-sebab diturunkannya sebuah ayat. Sebab-sebab diturunkannya wahyu allah ini salah satunya adalah keterangan yang ditunjukan oleh ibnu abi hatim.
Ibnu abu hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui ikriman yang menceritakannya, bahwa ketika diturunkannya firman-nya berikut ini, “jika kalian tidak berangkat untuk berperang niscayanya allah menyiksa kalian dengan siksa yang pedih” (Q.S. At-taubah: 39).
Maka orang-orang munafik memberikan komentarnya, “ Sungguh masih ada orang-orang yang tertinggal di daerah-daerah pedalaman, maka celakalah orang – orang pedalaman itu.” Kemudian turunlah firman-Nya yang mengatakan, “ Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya ( ke medan perang)....”  (Q.S. At Taubah:122).

3.      Isi/ kandungan Ayat
Ayat ini secar umum memiliki dua konteks kalimat yang berbeda, namun sesungguhnya sangat terkait.
A.    Kandungan yang Pertama
Yang Artinya, dalam kondisi peperangan, tidak boleh semuanya berangkat berperang (berjihad). “Harus” ada sebagaian orang yang tinggal di Negara islam. Tujuannya adalah untuk banyak hal, sebagaimana yang akan di ungkapkan dalam ayat selanjutnya. Namun, adanya perintah ini tidak boleh di maknai “ bolehnya orang memilih untuk tidak ikut berperang (berjihad).”
B.     Kandungan yang Kedua
Kalimat ini mengandung pengertian yang masih ada sangkut pautnya dengan kalimat sebelumnya. Pada kalimat sebelumnya Allah memerintahkan bahwa harus ada orang yang tinggal di Negara islam selain oraang yang berjihad. Lantas yang dilakukan orang tidak berjihad yaitu memberikan pengajaran kepada para warga Negara islam. Mereka mengajarkan dan mendidik warga Negara islam dengan tsafaqah keislaman.

B.      HADIS YANG MENGAJURKAN AGAR SEMANGAT MENUNTUT ILMU
Selain ayat-ayat al-qur’an anjurkan untuk semangat dalam menuntut ilmu juga ditunjukan oleh hadis rasullulah saw yang artinya “barang siapa yang menempuh suatu perjalanan dala rangka untuk menuntut ilmu maka allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tindaklah berkumpul suatu kaum di salah satu masjid di antara masjid-masjid allah, mereka membaca kitabullah serta saling mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat. Allah menyebut nyebut mereka dihadapan mereka.” (HR.MUSLIM)
            Rasullulah saw, juga bersabdah yang artinya “barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka mereka akan memudahkan baginya jalan menuju surga (HR.MUSLIM).
            Kedua hadis tersebut diatas dengan sangat jelas menunjukan pujian terhadap aktivitas mencari ilmu. Siapapun yang menghadiri majelis ilmu, maka dia akan dimudahkan jalan menuju surga. Betapa ini sangat luar biasa.
C.      KETELADANAN DALAM MENCARI ILMU
Sebagai orang muslim yang baik, seharusnya hanya dengan membaca kedua dalil di atas kita sudah bisa mendapatkan gambaran tentang keutamaan mecari ilmu. Namun, kadang kala masih membutuhkan berbagai macam kisah-kisah nyata yang dijalani manusia.
Berikut ini kisah yang memotivasi kita untuk selalu bersemangat.
a.       Kesabaran dan Kesungguhan menuntut ilmu
b.      Belajar Setiap Hari
c.       Membaca Kitap Sebagai Pengusir Kantuk
d.      Berusaha Mendapatkan Faidah Ilmu Meski di Kamar Mandi
e.       40 Tahun Tidaklah Tidur, Kecuali Kitab Berada di Atas Dadanya
f.       Tidaklah Berjalan Kecuali Bersamanya Ada Kitab
g.      Menjual Rumah Untuk Membeli Kitab
h.      Kemampuan Membaca Yang Luar Biasa
i.        Mengulang-Ulang Membaca Suatu Kitab hingga Berkali-kali
j.        Kesungguhan Menulis


Sumber : Buku LKS Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti
Penerbit : CITRA PUSTAKA