gelembung
Senin, 24 Maret 2014
Senin, 17 Maret 2014
Senin, 10 Maret 2014
Minggu, 09 Maret 2014
artikel farmakognosi
MENGENAL TANAMAN OBAT
KELUARGA (TOGA)
(FARMAKOGNOSI)
Pengertian TOGA
Toga adalah singkatan dari tanaman
obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah,kebun,
maupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperuan keluarga akan
obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
Pemanfaatan tanaman obat
Sejak terciptanya manusia dipermukaan
bumi, telah diciptakannya pula alam sekitarnya mulai sejak itu pula manusia
mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan alam bagi
kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi masalah-masalah
kesehatan, kenyataan menunjukan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan
alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya. Hal ini mrnunjukan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam
khusunya tanaman yang telah memperlihatkan perannya dalam penyelanggaraan
upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan
TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala
umum adalah
1. Demam panas
2. Batuk
3. Sakit perut
4. Gatal-gatal
Jenis-jenis tanaman untuk TOGA
Jenis
tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis
tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Jenis tanaman yang disebutkan dalam
buku tanaman pemanfaatan obat
2. Jenis tanaman yang lazim digunakan
sebagai obat di daerah pemukiman
3. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan lain misalnya, buah-buahan dan bumbu masak
4. Jenis tanaman yang hampir punah
5. Jenis tanaman yang masih liar
6. Jenis tanaman obat yang masih
disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim
ditanam di perkarangan rumah atau tumbuh didaerah pemukiman
Fungsi TOGA
Salah satu fungsi toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman
obat kepada upaya-upaya kesehatan yang antara lain.
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi
antara lain ;
1. Sarana untuk memperbaiki status gizi
masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil
buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya, lobak, seledri, papaya.
2. Sarana untuk pelestarian alam
3. Apabila pembuatan tanaman obat alam
tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaan kembali, maka sumber bahan obat
alam yang berbentuk pohon-pohon misalnya, pohon asam
4. Sarana penyebaran gerakan penghijauan
5. Untuk menghijaukan bukit-bukit
yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman
tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon
trengguli dan lain-lain.
6. Sarana untuk pemertaan
pendapatan.
7. Toga disamping berfungsi sebagai
sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai
sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
8. Sarana keindahan.
Dengan adanya TOGA dan apabila di tata dengan baik maka hal
ini dapat menghasilkan keindahan bagi kehidupan masyarakat. Untuk menghasilkan
keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama
Sumber : http://www.tanaman-obat.com/
Rabu, 05 Maret 2014
tugas agama islam
KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU
a..
FIRMAN
ALLAH YANG MENGANJURKAN UNTUK SEMANGAT DALAM MENUNTUT ILMU
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang
wajib dimiliki, Karena tidak akan mungkin
seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan dociptakannya
manusia oleh allah, tanpa didasari ilmu . dalam agama, ilmu pengetahuan adalah
kunci menuju kesalamatan dan kebahagiyaan akhirat selama-lamanya.
1. Bunyi dan terjemahan ayat
Salah satu ayat yang menunjukan
adanya anjuran dari Allah kepada kaum muslim agama tetap semangat untuk belajar
Q.S.At Taubah: 122
Yang artinya” tidak sepatutnya bagi
mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.”(Q.S.At-taubah: 122)
2. Asbabun Nuzul Ayat
Asbabun Nuzul Ayat adalah sebab-sebab
diturunkannya sebuah ayat. Sebab-sebab diturunkannya wahyu allah ini salah
satunya adalah keterangan yang ditunjukan oleh ibnu abi hatim.
Ibnu abu hatim mengetengahkan sebuah
hadis melalui ikriman yang menceritakannya, bahwa ketika diturunkannya
firman-nya berikut ini, “jika kalian tidak berangkat untuk berperang niscayanya
allah menyiksa kalian dengan siksa yang pedih” (Q.S. At-taubah: 39).
Maka orang-orang munafik memberikan komentarnya, “ Sungguh
masih ada orang-orang yang tertinggal di daerah-daerah pedalaman, maka
celakalah orang – orang pedalaman itu.” Kemudian turunlah firman-Nya yang
mengatakan, “ Tidak sepatutnya bagi
orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya ( ke medan perang)....” (Q.S. At Taubah:122).
3. Isi/ kandungan Ayat
Ayat
ini secar umum memiliki dua konteks kalimat yang berbeda, namun sesungguhnya
sangat terkait.
A.
Kandungan
yang Pertama
Yang
Artinya, dalam kondisi peperangan, tidak boleh semuanya berangkat berperang
(berjihad). “Harus” ada sebagaian orang yang tinggal di Negara islam. Tujuannya
adalah untuk banyak hal, sebagaimana yang akan di ungkapkan dalam ayat
selanjutnya. Namun, adanya perintah ini tidak boleh di maknai “ bolehnya orang
memilih untuk tidak ikut berperang (berjihad).”
B.
Kandungan
yang Kedua
Kalimat
ini mengandung pengertian yang masih ada sangkut pautnya dengan kalimat
sebelumnya. Pada kalimat sebelumnya Allah memerintahkan bahwa harus ada orang
yang tinggal di Negara islam selain oraang yang berjihad. Lantas yang dilakukan
orang tidak berjihad yaitu memberikan pengajaran kepada para warga Negara
islam. Mereka mengajarkan dan mendidik warga Negara islam dengan tsafaqah
keislaman.
B.
HADIS
YANG MENGAJURKAN AGAR SEMANGAT MENUNTUT ILMU
Selain ayat-ayat al-qur’an anjurkan
untuk semangat dalam menuntut ilmu juga ditunjukan oleh hadis rasullulah saw
yang artinya “barang siapa yang menempuh suatu perjalanan dala rangka untuk
menuntut ilmu maka allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tindaklah
berkumpul suatu kaum di salah satu masjid di antara masjid-masjid allah, mereka
membaca kitabullah serta saling mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka
ketenangan dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat. Allah menyebut nyebut
mereka dihadapan mereka.” (HR.MUSLIM)
Rasullulah
saw, juga bersabdah yang artinya “barang siapa menempuh suatu jalan untuk
menuntut ilmu, maka mereka akan memudahkan baginya jalan menuju surga
(HR.MUSLIM).
Kedua
hadis tersebut diatas dengan sangat jelas menunjukan pujian terhadap aktivitas
mencari ilmu. Siapapun yang menghadiri majelis ilmu, maka dia akan dimudahkan
jalan menuju surga. Betapa ini sangat luar biasa.
C.
KETELADANAN
DALAM MENCARI ILMU
Sebagai orang muslim yang baik,
seharusnya hanya dengan membaca kedua dalil di atas kita sudah bisa mendapatkan
gambaran tentang keutamaan mecari ilmu. Namun, kadang kala masih membutuhkan
berbagai macam kisah-kisah nyata yang dijalani manusia.
Berikut ini kisah yang memotivasi kita
untuk selalu bersemangat.
a. Kesabaran
dan Kesungguhan menuntut ilmu
b. Belajar
Setiap Hari
c. Membaca
Kitap Sebagai Pengusir Kantuk
d. Berusaha
Mendapatkan Faidah Ilmu Meski di Kamar Mandi
e. 40
Tahun Tidaklah Tidur, Kecuali Kitab Berada di Atas Dadanya
f. Tidaklah
Berjalan Kecuali Bersamanya Ada Kitab
g. Menjual
Rumah Untuk Membeli Kitab
h. Kemampuan
Membaca Yang Luar Biasa
i.
Mengulang-Ulang Membaca Suatu Kitab
hingga Berkali-kali
j.
Kesungguhan Menulis
Sumber : Buku LKS Pendidikan Agama Islam
& Budi Pekerti
Penerbit : CITRA PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)